Selasa, 11 Februari 2014

Ngegembel di Singapore


Hi the readers…
On this occasion, I want to tell you about my trip in neighboring countries, namely Singapore.
Ini kali pertama saya berkunjung sendiri ke negeri dengan land mark patung ikan kepala singa.
Keinginan yang sudah lama sekali, akhirnya terwujud di bulan Maret 2013.
Dengan bermodalkan nekat dan speak English yang masih pas-pasan, akhirnya berangkat juga.
Ini adalah single trip saya pertama kali. Walaupun janjian sama teman, tapi beda jurusan. Teman saya mau ke Universal Studio Singapore, sedangkan saya ingin berkeliling ke sudut negara ini. Saya melakukan booking tiket pesawat  dan hotel sendiri. Ternyata mudah lho.

Untungnya saya punya credit card ‘Visa’, jadi mudah digunakan untuk booking. Setelah mencari harga tiket yang termurah dari berbagai maskapai penerbangan, akhirnya saya memilih ‘Jet star’ airways. Jam kepergian 22.00 WIB dari Soetta Airport. Terus tinggal booking hotel untuk menginap di Singapore.


Ada beberapa pilihan hostel murah ala backpacker di jalan strategis seperti di Bugis street, geylang street, raffles dll. Ga usah khawatir harga mahal, karena ada hostel-hostel yang harganya di bawah 300rb permalam. Dan saya menginap di hostel IDbackpacker dengan tarif Rp 175rb permalam atau sekitar  SD $20. Cukup murah bukan? Booking online lebih murah dibandingkan datang langsung booking. Harga memang sesuai dengan fasilitas, kalau mau yang lengkap ya harganya lebih mahal. Di IDbackpacker saya memilih kamarnya dormitory atau kaya asrama gitu. Jadi satu kamar ada 4 tempat tidur. Kita bisa memilih mau yang bebas rokok, mau yang satu kamar 2 orang atau sendiri, tapi harganya lain. Fasilitasnya juga lumayan; ada internet gratis, Wifi, dan yang terlebih penting open 24 hours.

Saya harus menginap semalam di Changi Airport karena tiba di sana sudah tengah malam. Di Singapore tidak ada kendaraan umum yang beroperasi 24 jam selain taksi.
Kesan pertama saat menginjakkan kaki di Singapore adalah seperti berada di lobby hotel bintang 5. Bersih, rapi, aman, dan nyaman. Ini baru bandara kelas international. Beda sekali dengan bandara Soetta. Lantainya dilapisi karpet, jadi nyaman dan tidak berisik suara sepatu. Toiletnyapun di design modern, bersih, dan rapi. Walaupun ada beberapa toilet yang design nya biasa saja, tpi kebersihannya selalu dijaga.
Toilet di Changi Ariport
Jika kita jalan lagi kita akan menemui banyak kursi, sehingga penumpang yang mau transit, atau yang menunggu keberangkatan tidak pegal ngantri atau menunggu sambil berdiri. Ada juga skalator datar membantu kita, bila kita lelah berjalan dengan koper-koper yang berat.
Eskaltor datar dari pintu exit pesawat  



Airport ini juga termasuk bandara yang memanjakan penumpang karena mempunyai fasilitas yang sangat membantu penumpang. Ada fasilitas free charging, kita bisa ngecharge handphone tanpa khawatir hilang, karena setiap charger berada didalam kotak yang bisa dikunci. Dan ga usah khawatir karena charger dari semua merek handphone ada.
free internet access bisa ditemukan di banyak spot

Terus nanti kita akan melihat banyak computer berjejer di beberapa spot dengan tulisan free internet access. Kalau kita masih belum hafal jalan atau info tentang Singapore bisa cari di google. Atau kita ingin telephone kerabat untuk mengabari kalau kita sudah sampai di Singapore, bisa menggunakan telephone umum yang menggunakan kartu.




Air minum gratis dan telepon umum





Bila kita haus ga perlu repot nyari toko, di sini juga disediakan air minum gratis langsung dari keran tinggal mangap aja mulutnya. Airnya dijamin higienis dan bersih. Lumayan buat ngirit. Dari pada beli di toko.

Ada apalagi di Changi Airport, masih banyak. Sebenarnya berada di bandara ini merupakan suatu hiburan tersendiri, karena seperti berada di mall, atau di hotel bintang 5. Kenapa bisa seperti berada di mall, karena ada toko-toko seperti toko baju bermerek, toko emas, toko souvenir, toko buku, apotik, supermarket, restoran siap saji atau food court , Starbucks. Atau ingin bersantai di lounge bisa mandi, istirahat di sofa yang nyaman sambil dipijat mesin.
Lounge at Changi Airport
kursi pijat gratis









Ooh iya di sini juga ada GST Refund counter dimana kita bisa apply tukar pajak dari barang  belanjaan yang kita beli selama di Singapore untuk menjadi uang. Dengan syarat dan ketentuan tertentu. Karena tourist yang datang ke Singapore dan berbelanja dibebaskan pajak. Maka dari itu banyak yang menyebut Singapore adalah surga belanja.
Karena masih terpukau dengan kemewahan bandara ini, saya masih muter-muter. Saat mulai cape dan ngantuk mulailah saya mencari tempat untuk tidur. Lihatlah betapa nyenyaknya bule-bule ini tidur di sofa dan ngampar di bawah. Tidurlah saya bareng bule-bule. Asiik, kapan lagi coba.
Bule ngampar










Langit sudah mulai terang, hiruk pikuk bandara akan mulai sibuk sebentar lagi. Saya bangun bersih-bersih ganti baju. Setelah itu cari sarapan. Menu sarapan saya adalah laksa Singapore dan tea. Teh di Singapore berbeda dengan di Indonesia. Kalau kita pesan teh berarti teh campur susu. Kalau kita mau pesan teh saja bilangnya tea o, atau tea without milk. Kalau mau pesan teh tawar bilangnya teh bing. Kalau susah mengingatnya bilang pakai bahasa Inggris saja, tea without milk and sugar. Begitu juga dengan kopi. Jadi jangan kaget kalau nanti pesan teh atau kopi ditambahkan susu.
Kenyang sarapan, saya bergegas keluar dari bandara ke terminal 2 naik sky train untuk naik MRT, kendaraan masal andalan negara ini. Sky train adalah kendaraan yang mengantarkan penumpang dari terminal ke terminal yang ada di bandara tersebut. Bentuknya tidak seperti kereta yang panjang. Dan ini gratis ga pake ongkos. Di terminal 3, saya menuju station MRT.

Sebelum naik MRT kita harus beli tiket MRT. Tiketnya berbentuk kartu namanya EZ Link. Harganya SG $10 saja sudah bisa naik turun MRT. Kalau habis limitnya bisa di refill di station.
Di dalam MRT kita akan melihat ada beberapa bangku kosong tapi penumpang pada berdiri. Beda dengan penumpang di Indonesia, rebutan kursi.
Tujuan perjalanan saya yang pertama adalah Sentosa Island. NAik MRT turun di Harbourfont, kemudian masuk ke Vivo city mall and then after you exit the mall you will find a great view… Udara segar pagi hari di dermaga.
Di sini banyak obyek yang bisa kita jadikan latar untuk berfoto. Pagi-pagi masih sepi pengunjung atau wisatawan. Jadi bebas deh jeprat jepret.

Kalau cape jalan kaki kita bisa pake escalator datar sampai di pintu masuk Sentosa Island. Ada apa saja di Sentosa Island? Pertama mata kita akan tertuju pada bola dunia yang besar bertuliskan ‘Universal Studio’. Tempat hiburan seperti Disney Land atau kalau di Jakarta Dufan. Universal Studio bukan tempat tujuan utama saya. Jadi dari pada buang budget mending cari tempat yang bagus tapi gratis. Di sini kita bisa menguji keberuntungan kita di Casino. Tapi saya ga masuk ke sana. Jalan lagi kita akan melihat patung Merlion berlatar taman. Ada Songs of the Sea yang menyajikan atraksi air mancur dengan diiringi musik opera. Terletak di pantai Siloso. Sayangnya saya tidak menonton atraksinya, karena pertunjukannya malam. Kita bisa berjalan santai sore-sore di sepanjang pantai Siloso. DI sini juga ada Buterfly Park and Insect Kingdom, kolleksi berbagai jenis serangga.
Kita juga bisa melihat kehidupan bawah laut di Underwater World. Cape jalan, Sentosa Island menyediakan juga tempat refleksi tapi dengan ikan-ikan nama tempatnya Fish Reflexology. Atau mau menonton, kita bisa masuk ke Sentosa 4D magix, and Desperados in 3D. Ada berbagai hotel dan resort yang cantik di Sentosa Island ini.


Sore hari saya bergegas menuju Marina Bay. Kalau naik MRT turun di Raffles Place. Keluar dari stasiun kita akan disuguhkan pemandangan sungai Singapura. Berjalan disepanjang sungai Singapura kemudian meyebrang di jembatan tertua di Singapura yaitu Cavenagh Bridge. Berfoto berlatar belakang patung Merlion merupakan incaran para turis termasuk saya.
Kemudian ada 3 gedung tinggi diatasnya seperti perahu. Marina Bay Sands. Setelah berfoto-foto, saya , melanjutkan perjalanan ke Esplenade. Di sini kita bisa cooling-down setelah cape berjalan. Sekedar ke toilet atau beli minuman atau beli makanan. Untuk makan sore menjelang malam ini, saya memutuskan makan di makan sutra. Makan sutra ini seperti tempat jajanan, atau bisa dibilang seperti taman jajan di BSD. Berbagai menu disajikan mulai dari yang halal sampai yang mengandung pork. Oh iya saya sempat bertemu dengan Chef Desy, pemenang Master Chef Indonesia. Senangnya bisa berkesempatan untuk berfoto bersama dengan beliau.

Setelah makan, saya menikmati pertunjukan musik atau konser gratis di Esplenade Outdoor Theatre. Bentuk panggungnya terbuka tapi dilengkapi dengan AC juga, jadi bisa sekalian ngadem di sini. Kita boleh mengambil foto tapi dilarang menggunakan blitz karena akan mengganggu konsentrasi orang yang berada di atas panggung.


Dari Esplenade saya berjalan ke Marina Bay Sands melewati The Helix Bridge yang bentuknya unik. 

The Helix Bridge - Singapore
Di Marina Bay ada casino, Window shopping. Dan kalau sudah jam 8 malam waktu setempat akan ada pertunjukan The Light and Water Spectacular (pertunjukan laser dan air) diiringi musik opera. Pertunjukan ini hanya ada di malam hari di jam 8 dan jam 11 malam. 
The Light and Water Spectacular
The Light and Water Spestacular

Marina Bay Sands sendiri adalah sebuah resort mewah yang di rancang seperti Las Vegas Sands. Di puncak gedung terdapat kolam renang dengan pemandangan landscape Marina Bay. 
The Peak of MBS
Swimming pool at peak of MBS
Puas berjalan-jalan di Marina Bay, saya pulang ke penginapan beristirahat. Sebenarnya saya ingin pergi ke Night Safari. Tapi karena kaki sudah tidak kuat dan cape saya memilih untuk tidur.

Keesokan harinya adalah waktu untuk berbelanja, sekedar membeli oleh-oleh. Saya pergi ke tempat belanja murah seperti di Bugis street, Chinatown. Kalau penggemar K-pop bisa belanja di K-street. Di sana banyak barang berbau Korea. Pedagang di sini juga sudah banyak yang bisa bahasa Indonesia. Jadi gampang kalau mau tawar menawar.
Bugis Street Market Singapore
Asik berbelanja membuat lupa waktu. Sudah sore saya harus kembali ke penginapan mengambil barang dan chek in pesawat. Satu hal lagi yang membuat saya takjub. Menunggu jam keberangkatan di Changi Airport tidak akan bosan, karena banyak hiburan yang kita dapat. Langkah saya tertahan saat mata saya melihat hujan buatan terbuat dari semacam logam kuning keemasan. Jatuhnya memiliki formasi jadi terlihat cantik sekali. 
Kinetic Rain
Kinetic Rain
Dan setelah chek in di bandara pun saya masih ingin berbelanja. Saya sempat menyesal karena saya tidak beli oleh-oleh banyak di Bugis street, karena saya pikir di bandara akan di minta airport tax lagi, ternyata tidak. Karena biasanya di Indonesia dikenakan airport tax.

Setiap perjalanan, saya mengalami banyak pembelajaran yang baru dan mengesankan. Thanks God…