Ketika rakyat bersatu, mengumandangkan satu suara untuk
suatu perubahan baru. Perubahan yang membawa bangsa ini bukan hanya maju,
tetapi hebat di mata dunia. Saya melihat hal ini, tahun ini di pemilu Pilpres 9
Juli 2014. Rakyat Indonesia telah berhasil menyelenggarakan perhelatan akbar
suatu negara yaitu pesta demokrasi pemilu pilpre 2014 dengan damai.
Debat para Capres dan Cawaprespun menjadi suatu agenda yang
lebih penting untuk ditonton dari pada pertandingan piala dunia, sinetron,
ataupun program televise lainnya. Yang lebih seru untuk kita amati adalah
komentar-komentar masyarakat yang menjadi pendukung kedua kubu di sosial media.
Saat adanya isu mengenai kerusuhan yang akan terjadi ketika KPU akan
mengumumkan hasil rekapitulasi nasional, sebagian masyrakat mulai merasa resah,
apalagi kaum minoritas.
Saya melihat sosial media secara tidak langsung membantu
sekali dalam pesta demokrasi ini. Disela-sela kampanye yang dilakukan tim
sukses dari kedua kubu, ada kampanye hitam yang paling sering kita temui. Ada
yang benar-benar fakta negatif dari salah satu capres/wapres, ada yang sekedar
fitnah belaka untuk menjatuhkan pamor dari masing-masing capres/wapres.
Masyarakatpun secara langsung terlibat dalam perdebatan sengit di dunia maya. Bahkan
ada yang sampai memutuskan tali silaturahmi dengan kerabat karena perbedaan
pendapat.
Setelah hasil rekapitulasi disahkan pada tanggal 22 Juli
2014 bahwa capres-cawapres no urut 2 yang menang yaitu Jokowidodo dan Jusuf
Kala, semua tetap aman terkendali. Tidak ada kerusuhan yang terjadi seperti
yang diisukan sebelumnya. Saya bangga dengan rakyat Indonesia yang menjunjung
persatuan, walaupun gontok-gontokkan seperti komentar-komentar di sosial media.
Seperti pesan pak Jusuf Kalla; “Tidak ada lagi salam satu jari, salam dua jari.
Yang ada sekarang salam tiga jari, sila ketiga dari Pancasila. Persatuan
Indonesia.”
Yang disayangkan sebelum hasil rekapitulasi di umumkan
adalah sikap Capres no urut 1 tiba-tiba mendeklarasikan pengunduran diri dengan
dalih terjadi banyak kecurangan pada saat perhitungan suara dibeberapa TPS. Seharusnya
Pak Prabowo bisa berjiwa besar menerima kekalahan dan menghormati keputusan KPU
sebagai lembaga resmi negara, bukan malah melakukan walk out atau menarik diri
dari pilpres.
Presiden pilihan rakyat bapak Jokowidodo dan wakilnya Jusuf
Kalla, selamat mengemban tugas. Rakyat memilih kalian bukan untuk menjadi juara
dalam pilpres, tapi menjadi pelayan bagi seluruh rakyat. Yudas yang kalian
hadapi lima tahun mendatang bukan perkara mudah, apalagi saingan kalian dalam
pilpres tidak bisa menerima kekalahan dengan legowo. Berhati-hati dalam
melaksanakan tugas, jutaan pasang mata mengawasi kerja anda. Salah sedikit
kalian akan dihakimi dengan kebencian, yang seakan-akan kalian bukan manusia
yang mempunyai kekurangan. Wujudkan impian rakyatmu, laksanakan suara rakyatmu,
dan jadikan bangsa ini hebat seperti slogan kampanye kalian.
Salam damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar