Hi the readers…
On this occasion, I want to tell you about my trip in
neighboring countries, namely Singapore.
Ini kali pertama saya berkunjung sendiri ke negeri dengan
land mark patung ikan kepala singa.
Keinginan yang sudah lama sekali, akhirnya terwujud di bulan
Maret 2013.
Dengan bermodalkan nekat dan speak English yang masih
pas-pasan, akhirnya berangkat juga.
Ini adalah single trip saya pertama kali. Walaupun janjian
sama teman, tapi beda jurusan. Teman saya mau ke Universal Studio Singapore, sedangkan
saya ingin berkeliling ke sudut negara ini. Saya melakukan booking tiket
pesawat dan hotel sendiri. Ternyata
mudah lho.
Untungnya saya punya credit card ‘Visa’, jadi mudah
digunakan untuk booking. Setelah mencari harga tiket yang termurah dari berbagai
maskapai penerbangan, akhirnya saya memilih ‘Jet star’ airways. Jam kepergian
22.00 WIB dari Soetta Airport. Terus tinggal booking hotel untuk menginap di
Singapore.
Ada beberapa pilihan hostel murah ala backpacker di jalan
strategis seperti di Bugis street, geylang street, raffles dll. Ga usah
khawatir harga mahal, karena ada hostel-hostel yang harganya di bawah 300rb
permalam. Dan saya menginap di hostel IDbackpacker dengan tarif Rp 175rb
permalam atau sekitar SD $20. Cukup
murah bukan? Booking online lebih murah dibandingkan datang langsung booking.
Harga memang sesuai dengan fasilitas, kalau mau yang lengkap ya harganya lebih
mahal. Di IDbackpacker saya memilih kamarnya dormitory atau kaya asrama gitu.
Jadi satu kamar ada 4 tempat tidur. Kita bisa memilih mau yang bebas rokok, mau
yang satu kamar 2 orang atau sendiri, tapi harganya lain. Fasilitasnya juga
lumayan; ada internet gratis, Wifi, dan yang terlebih penting open 24 hours.
Saya harus menginap semalam di Changi Airport karena tiba di
sana sudah tengah malam. Di Singapore tidak ada kendaraan umum yang beroperasi 24
jam selain taksi.
Kesan pertama saat menginjakkan kaki di Singapore adalah
seperti berada di lobby hotel bintang 5. Bersih, rapi, aman, dan nyaman. Ini
baru bandara kelas international. Beda sekali dengan bandara Soetta. Lantainya
dilapisi karpet, jadi nyaman dan tidak berisik suara sepatu. Toiletnyapun di
design modern, bersih, dan rapi. Walaupun ada beberapa toilet yang design nya
biasa saja, tpi kebersihannya selalu dijaga.
Toilet di Changi Ariport |
Jika kita jalan lagi kita akan menemui banyak kursi,
sehingga penumpang yang mau transit, atau yang menunggu keberangkatan tidak
pegal ngantri atau menunggu sambil berdiri. Ada juga skalator datar membantu
kita, bila kita lelah berjalan dengan koper-koper yang berat.
Eskaltor datar dari pintu exit pesawat |
Airport ini juga termasuk bandara yang memanjakan penumpang
karena mempunyai fasilitas yang sangat membantu penumpang. Ada fasilitas free
charging, kita bisa ngecharge handphone tanpa khawatir hilang, karena setiap
charger berada didalam kotak yang bisa dikunci. Dan ga usah khawatir karena
charger dari semua merek handphone ada.
free internet access bisa ditemukan di banyak spot |
Terus nanti kita akan melihat banyak computer berjejer di
beberapa spot dengan tulisan free internet access. Kalau kita masih belum hafal
jalan atau info tentang Singapore bisa cari di google. Atau kita ingin
telephone kerabat untuk mengabari kalau kita sudah sampai di Singapore, bisa
menggunakan telephone umum yang menggunakan kartu.
Air minum gratis dan telepon umum |
Bila kita haus ga perlu repot nyari toko, di sini juga
disediakan air minum gratis langsung dari keran tinggal mangap aja mulutnya.
Airnya dijamin higienis dan bersih. Lumayan buat ngirit. Dari pada beli di
toko.
Ada apalagi di Changi Airport, masih banyak. Sebenarnya berada di bandara ini merupakan suatu hiburan tersendiri, karena seperti berada di mall, atau di hotel bintang 5. Kenapa bisa seperti berada di mall, karena ada toko-toko seperti toko baju bermerek, toko emas, toko souvenir, toko buku, apotik, supermarket, restoran siap saji atau food court , Starbucks. Atau ingin bersantai di lounge bisa mandi, istirahat di sofa yang nyaman sambil dipijat mesin.
Lounge at Changi Airport |
kursi pijat gratis |
Ooh iya di sini juga ada GST Refund counter dimana kita bisa
apply tukar pajak dari barang belanjaan
yang kita beli selama di Singapore untuk menjadi uang. Dengan syarat dan
ketentuan tertentu. Karena tourist yang datang ke Singapore dan berbelanja
dibebaskan pajak. Maka dari itu banyak yang menyebut Singapore adalah surga
belanja.
Karena masih terpukau dengan kemewahan bandara ini, saya masih
muter-muter. Saat mulai cape dan ngantuk mulailah saya mencari tempat untuk
tidur. Lihatlah betapa nyenyaknya bule-bule ini tidur di sofa dan ngampar di
bawah. Tidurlah saya bareng bule-bule. Asiik, kapan lagi coba.
Bule ngampar |
Langit sudah mulai terang, hiruk pikuk bandara akan mulai
sibuk sebentar lagi. Saya bangun bersih-bersih ganti baju. Setelah itu cari
sarapan. Menu sarapan saya adalah laksa Singapore dan tea. Teh di Singapore
berbeda dengan di Indonesia. Kalau kita pesan teh berarti teh campur susu.
Kalau kita mau pesan teh saja bilangnya tea o, atau tea without milk. Kalau mau
pesan teh tawar bilangnya teh bing. Kalau susah mengingatnya bilang pakai
bahasa Inggris saja, tea without milk and sugar. Begitu juga dengan kopi. Jadi
jangan kaget kalau nanti pesan teh atau kopi ditambahkan susu.
Kenyang sarapan, saya bergegas keluar dari bandara ke
terminal 2 naik sky train untuk naik MRT, kendaraan masal andalan negara ini.
Sky train adalah kendaraan yang mengantarkan penumpang dari terminal ke
terminal yang ada di bandara tersebut. Bentuknya tidak seperti kereta yang
panjang. Dan ini gratis ga pake ongkos. Di terminal 3, saya menuju station MRT.
Sebelum naik MRT kita harus beli tiket MRT. Tiketnya
berbentuk kartu namanya EZ Link. Harganya SG $10 saja sudah bisa naik turun
MRT. Kalau habis limitnya bisa di refill di station.
Di dalam MRT kita akan melihat ada beberapa bangku kosong
tapi penumpang pada berdiri. Beda dengan penumpang di Indonesia, rebutan kursi.
Tujuan perjalanan saya yang pertama adalah Sentosa Island. NAik
MRT turun di Harbourfont, kemudian masuk ke Vivo city mall and then after you
exit the mall you will find a great view… Udara segar pagi hari di dermaga.
Di sini banyak obyek yang bisa kita jadikan latar untuk berfoto.
Pagi-pagi masih sepi pengunjung atau wisatawan. Jadi bebas deh jeprat jepret.
Kalau cape jalan kaki kita bisa pake escalator datar sampai
di pintu masuk Sentosa Island. Ada apa saja di Sentosa Island? Pertama mata
kita akan tertuju pada bola dunia yang besar bertuliskan ‘Universal Studio’.
Tempat hiburan seperti Disney Land atau kalau di Jakarta Dufan. Universal
Studio bukan tempat tujuan utama saya. Jadi dari pada buang budget mending cari
tempat yang bagus tapi gratis. Di sini kita bisa menguji keberuntungan kita di
Casino. Tapi saya ga masuk ke sana. Jalan lagi kita akan melihat patung Merlion
berlatar taman. Ada Songs of the Sea yang menyajikan atraksi air mancur dengan
diiringi musik opera. Terletak di pantai Siloso. Sayangnya saya tidak menonton
atraksinya, karena pertunjukannya malam. Kita bisa berjalan santai sore-sore di
sepanjang pantai Siloso. DI sini juga ada Buterfly Park and Insect Kingdom,
kolleksi berbagai jenis serangga.
Kita juga bisa melihat kehidupan bawah laut di Underwater
World. Cape jalan, Sentosa Island menyediakan juga tempat refleksi tapi dengan
ikan-ikan nama tempatnya Fish Reflexology. Atau mau menonton, kita bisa masuk
ke Sentosa 4D magix, and Desperados in 3D. Ada berbagai hotel dan resort yang
cantik di Sentosa Island ini.
Kemudian ada 3
gedung tinggi diatasnya seperti perahu. Marina Bay Sands. Setelah berfoto-foto,
saya , melanjutkan perjalanan ke Esplenade. Di sini kita bisa cooling-down
setelah cape berjalan. Sekedar ke toilet atau beli minuman atau beli makanan.
Untuk makan sore menjelang malam ini, saya memutuskan makan di makan sutra.
Makan sutra ini seperti tempat jajanan, atau bisa dibilang seperti taman jajan
di BSD. Berbagai menu disajikan mulai dari yang halal sampai yang mengandung
pork. Oh iya saya sempat bertemu dengan Chef Desy, pemenang Master Chef
Indonesia. Senangnya bisa berkesempatan untuk berfoto bersama dengan beliau.
Setelah makan, saya menikmati pertunjukan musik atau konser
gratis di Esplenade Outdoor Theatre. Bentuk panggungnya terbuka tapi dilengkapi
dengan AC juga, jadi bisa sekalian ngadem di sini. Kita boleh mengambil foto
tapi dilarang menggunakan blitz karena akan mengganggu konsentrasi orang yang berada
di atas panggung.
Dari Esplenade saya berjalan ke Marina Bay Sands melewati
The Helix Bridge yang bentuknya unik.
The Helix Bridge - Singapore |
Di Marina Bay ada casino, Window
shopping. Dan kalau sudah jam 8 malam waktu setempat akan ada pertunjukan The
Light and Water Spectacular (pertunjukan laser dan air) diiringi musik opera.
Pertunjukan ini hanya ada di malam hari di jam 8 dan jam 11 malam.
The Light and Water Spectacular |
The Light and Water Spestacular |
Marina Bay
Sands sendiri adalah sebuah resort mewah yang di rancang seperti Las Vegas
Sands. Di puncak gedung terdapat kolam renang dengan pemandangan landscape
Marina Bay.
The Peak of MBS |
Swimming pool at peak of MBS |
Puas berjalan-jalan di Marina Bay, saya pulang ke penginapan
beristirahat. Sebenarnya saya ingin pergi ke Night Safari. Tapi karena kaki
sudah tidak kuat dan cape saya memilih untuk tidur.
Keesokan harinya adalah waktu untuk berbelanja, sekedar
membeli oleh-oleh. Saya pergi ke tempat belanja murah seperti di Bugis street,
Chinatown. Kalau penggemar K-pop bisa belanja di K-street. Di sana banyak
barang berbau Korea. Pedagang di sini juga sudah banyak yang bisa bahasa Indonesia.
Jadi gampang kalau mau tawar menawar.
Bugis Street Market Singapore |
Asik berbelanja membuat lupa waktu. Sudah sore saya harus
kembali ke penginapan mengambil barang dan chek in pesawat. Satu hal lagi yang
membuat saya takjub. Menunggu jam keberangkatan di Changi Airport tidak akan
bosan, karena banyak hiburan yang kita dapat. Langkah saya tertahan saat mata
saya melihat hujan buatan terbuat dari semacam logam kuning keemasan. Jatuhnya
memiliki formasi jadi terlihat cantik sekali.
Kinetic Rain |
Kinetic Rain |
Dan setelah chek in di bandara
pun saya masih ingin berbelanja. Saya sempat menyesal karena saya tidak beli
oleh-oleh banyak di Bugis street, karena saya pikir di bandara akan di minta
airport tax lagi, ternyata tidak. Karena biasanya di Indonesia dikenakan
airport tax.
Setiap perjalanan, saya mengalami banyak pembelajaran yang
baru dan mengesankan. Thanks God…